Jakarta, 11 April 2025 — Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan revisi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar lebih fleksibel dan realistis, guna meningkatkan daya saing industri nasional dan menarik investasi teknologi asing. Pernyataan ini disampaikan dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, pada 8 April 2025.
Presiden Prabowo menekankan bahwa kebijakan TKDN yang terlalu dipaksakan dapat mengurangi daya saing Indonesia di pasar global. Beliau menyarankan agar TKDN tidak menjadi beban bagi industri dalam negeri dan mempertimbangkan penggantian kebijakan tersebut dengan sistem insentif.
Instruksi ini diberikan kepada seluruh jajaran pemerintahan, terutama para menteri, untuk meninjau ulang kebijakan TKDN. Presiden Prabowo menyoroti bahwa isu TKDN tidak hanya berkaitan dengan regulasi, tetapi juga mencakup aspek pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Beliau menegaskan bahwa peningkatan TKDN tidak dapat dicapai hanya melalui regulasi semata.

Revisi kebijakan TKDN ini diharapkan dapat menarik minat investor asing, terutama di sektor teknologi dan otomotif. Dengan kebijakan yang lebih fleksibel, perusahaan dapat memulai investasi dengan membangun fasilitas perakitan terlebih dahulu sebelum mengembangkan ekosistem komponen lokal.
Namun, perubahan kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap industri komponen lokal. Para pelaku industri menilai bahwa relaksasi TKDN harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu keberlangsungan industri dalam negeri dan menghindari ketergantungan pada impor.
Langkah Presiden Prabowo ini juga dipandang sebagai respons terhadap kebijakan tarif impor resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Dengan merevisi kebijakan TKDN, Indonesia berharap dapat memperbaiki hubungan dagang dan mengurangi bea masuk terhadap produk-produk Indonesia di pasar internasional.
Revisi kebijakan TKDN ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendorong pertumbuhan industri nasional di tengah persaingan global yang semakin ketat.