Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan delegasi bisnis Korea Selatan yang tergabung dalam Federation of Korean Industries (FKI) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (28/4). Pertemuan ini menghasilkan komitmen investasi tambahan sebesar US$1,7 miliar (sekitar Rp30 triliun) dari 19 perusahaan Korea Selatan yang telah berinvestasi di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa total investasi Korea Selatan di Indonesia saat ini mencapai sekitar US$15,4 miliar (Rp269 triliun). Penambahan investasi ini mencerminkan kepercayaan investor asing terhadap stabilitas ekonomi dan iklim investasi Indonesia.
Salah satu proyek strategis yang dibahas adalah peresmian pabrik petrokimia milik Lotte Chemical, yang dijadwalkan beroperasi pada September atau Oktober 2025. Presiden Prabowo menyambut baik tawaran partisipasi Indonesia dalam proyek ini dan menugaskan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut.
Selain Lotte Chemical, perusahaan lain yang terlibat dalam investasi tambahan ini antara lain POSCO Holdings, KCC Glass Corporation, Hyundai Motor Group, dan KB Financial Group. POSCO, bekerja sama dengan Krakatau Steel, tengah memasuki fase kedua proyek produksi baja dengan target kapasitas 10 juta ton. Sementara itu, KCC Glass berencana memperluas investasinya di Kawasan Industri Batang.
Dalam sektor energi dan mineral, Ecopro melaporkan investasi hampir US$500 juta di Morowali untuk pembangunan fasilitas produksi cathode precursor dan smelter nikel, yang merupakan komponen penting dalam rantai pasok kendaraan listrik global.
Pertemuan ini menegaskan komitmen Korea Selatan untuk terus memperkuat hubungan ekonomi dengan Indonesia, serta mendukung percepatan pembangunan industri strategis di Tanah Air.