Yogyakarta, DetikBisnis.com – Industri fesyen kreatif di Yogyakarta tetap semarak meski daya beli masyarakat sedang menurun. Salah satu yang tetap eksis adalah Dagadu, merek legendaris asal kota pelajar, yang terus berinovasi agar tetap digemari lintas generasi.
Di tengah peluncuran koleksi terbarunya bertajuk Crafted with Stories – Merangkai Jejak Menjahit Makna, yang berlangsung di Monumen Serangan Oemoen 1 Maret, Malioboro, Jumat (25/4), CEO Dagadu, Mia Argianti, menyebut penjualan Dagadu tetap stabil meski situasi ekonomi menantang. “Penjualan saat libur Lebaran tahun ini masih sesuai target,” ujarnya.
Saat ini, Dagadu mengandalkan penjualan langsung dengan komposisi 80 persen offline dan hanya 20 persen online. Mereka memiliki tujuh gerai di Yogyakarta dan tiga di Jakarta. “Sebagian besar pelanggan masih datang langsung ke outlet kami,” tambah Mia.
Menurut Mia, rahasia keberlangsungan Dagadu adalah kreativitas dan inovasi berkelanjutan. Koleksi terbaru Dagadu menggabungkan budaya lokal dengan tren fesyen kekinian, menghadirkan busana yang cocok untuk berbagai suasana, dari kasual hingga semi-formal, tanpa kehilangan identitasnya.
Transformasi ini, lanjutnya, penting agar Dagadu tetap relevan di tengah gempuran arus globalisasi. “Nilai budaya lokal tak harus usang. Dengan desain modern dan konteks kekinian, budaya bisa tampil lebih kuat dan menyentuh lebih banyak orang,” ucapnya.
Koleksi terbaru Dagadu juga membawa pesan-pesan sosial yang dekat dengan realitas generasi muda. Salah satu narasinya menggambarkan kesulitan generasi sekarang dalam membeli rumah, sembari menyoroti kerusakan lingkungan akibat pembalakan hutan. “Manusia susah punya rumah, satwa kehilangan rumah,” ujar Mia menggambarkan pesan tersebut.
Dagadu juga menggandeng musisi lokal, seperti grup band Shaggydog, dalam kolaborasi bertajuk Manunggaling DAGADU lan Shaggydog. Dari kerja sama ini, lahirlah 11 desain eksklusif yang mencerminkan semangat musik dan kreativitas khas Yogyakarta.
Heru Wahyono, vokalis Shaggydog, mengatakan kolaborasi ini menghadirkan energi kebersamaan dan nilai urban yang akrab bagi masyarakat. “Kami membawa semangat kreatif dan kearifan lokal dalam setiap karya,” jelas Heru.
Baik Dagadu maupun Shaggydog merupakan ikon budaya Yogyakarta yang terus menunjukkan bahwa fesyen dan musik adalah medium ekspresi yang terus hidup, relevan, dan menyatu dengan denyut masyarakat.