Ekspor Meningkat, Harga Kelapa Meroket di Pasaran Domestik

Jakarta, DetikBisnis.com – Lonjakan harga kelapa bulat di pasar domestik menjadi sorotan. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menjelaskan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh tingginya volume ekspor yang mengurangi ketersediaan kelapa di dalam negeri.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, ekspor kelapa utuh selama periode Januari hingga Maret 2025 mencapai nilai US$ 45,6 juta. Sementara itu, ekspor kopra atau daging kelapa kering tercatat sebesar US$ 5,9 juta. Meski secara total ekspor mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tingginya permintaan tetap berdampak pada pasokan lokal.

Berdasarkan informasi dari laman Informasi Pangan Jakarta, harga kelapa kupas tertinggi ditemukan di Pasar Induk Kramat Jati, yakni Rp 20.000 per kilogram. Sedangkan harga terendah tercatat di Pasar Mayestik, Rp 10.000/kg.

Kondisi ini juga diamini oleh pedagang kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, yang menyebut bahwa harga kelapa kini bisa mencapai Rp 25.000 per butir, tergantung ukurannya. Padahal dalam situasi normal, harga berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per butir, sehingga terjadi lonjakan hingga dua kali lipat untuk kelapa berukuran kecil.

Menteri Budi menambahkan bahwa eksportir lebih memilih menjual ke pasar luar negeri karena harga yang ditawarkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan dari pelaku industri dalam negeri. “Harga di luar negeri naik, sementara industri lokal beli murah. Jadi wajar kalau eksportir lebih memilih ekspor. Akhirnya kelapa jadi langka di dalam negeri,” ujar Budi saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (20/5/2025).