Semarang, DetikBisnis.com – Gaya hidup vegetarian menjadi titik balik kesehatan bagi Nam Tjhiang dan keluarganya. Demi melawan penyakit serius, Nam memutuskan mengubah total pola makan, yang kemudian menginspirasi lahirnya Rumah Makan Karuna Vegetarian—sebuah usaha kuliner sehat yang kini telah eksis selama 24 tahun.
Vegetarianisme sendiri bukan sekadar tren atau bentuk kepedulian terhadap hewan, melainkan memiliki banyak manfaat medis, seperti mencegah hipertensi, kanker, hingga penyakit jantung. Hal inilah yang dirasakan langsung oleh Nam Tjhiang.
Di usia 35 tahun, Nam didiagnosis menderita kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, asam urat, dan lemak yang membungkus jantungnya. Saat itu, ia harus mengonsumsi hingga 14 jenis obat setiap harinya. Dahulu, ia mengaku tidak menyukai sayuran dan cenderung banyak makan daging, yang berkontribusi terhadap kondisi kesehatannya.
Tekadnya berubah saat menginjak usia 36 tahun—ia mulai menjalani diet ketat berbasis nabati sesuai anjuran dokter: tanpa garam, gula, dan minyak. Hanya dalam enam bulan, ia dinyatakan pulih total tanpa bantuan obat-obatan kimia. “Setelah cek ulang ke dokter, hasilnya semua normal,” ujarnya.
Kesembuhan itu menjadi titik awal semangatnya untuk berbagi. Ia kemudian membuka Karuna Vegetarian di Jalan Depok No. 47, Semarang, pada 2001, mengusung konsep makanan sehat tanpa MSG dan pengawet. Namun, membangun kesadaran vegetarian di tengah masyarakat bukan perkara mudah. Di awal berdiri, pelanggan hanya berjumlah lima sampai sepuluh orang per hari.
Seiring waktu, kesadaran masyarakat meningkat. Kini, Karuna Vegetarian menjadi destinasi kuliner sehat yang banyak dikunjungi kalangan mahasiswa, pekerja, keluarga, hingga pemuka agama. Ramainya pengunjung biasanya terjadi saat hari-hari keagamaan seperti Chu Yi.
Menu di Karuna pun beragam—dari masakan khas Indonesia, Chinese, hingga Western, dengan pilihan lauk dan sayur yang berganti setiap hari agar pengunjung tidak bosan. Bahkan, menu kekinian seperti seblak pun tersedia. Semua makanan dibuat secara homemade, termasuk daging tiruan dari jamur, rumput laut, dan bahan nabati lainnya.
Tak hanya makanan, Karuna juga menjual produk kesehatan seperti biji-bijian, herbal, buah kering, dan kacang-kacangan. Nam Tjhiang juga memanfaatkan limbah sayur menjadi eco-enzyme, sebagai upaya menjaga lingkungan dari pencemaran.
“Vegetarian itu bukan cuma untuk tubuh, tapi juga menyelamatkan bumi. Kita bisa hidup sehat tanpa menyakiti hewan dan membantu lingkungan tetap lestari,” tutup Nam Tjhiang dengan penuh harap.