Pada 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan serangkaian tarif impor baru yang signifikan dalam pidato yang dijuluki “Liberation Day” atau “Hari Pembebasan”. Kebijakan ini mencakup tarif dasar sebesar 10% untuk semua barang impor dan tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu, seperti 34% untuk impor dari China, 32% untuk Taiwan, 20% untuk Uni Eropa, dan 46% untuk Vietnam. Langkah ini bertujuan untuk mendorong manufaktur domestik dan mengatasi defisit perdagangan yang berkepanjangan.
Rincian Tarif Baru:
- Tarif Dasar: Tarif universal sebesar 10% dikenakan pada semua barang impor ke AS.
- Tarif Spesifik Negara: Tarif tambahan diberlakukan pada negara-negara dengan surplus perdagangan signifikan dengan AS, termasuk 34% untuk China, 32% untuk Taiwan, 20% untuk Uni Eropa, 46% untuk Vietnam, dan 26% untuk India.
- Tarif Otomotif: Tarif sebesar 25% dikenakan pada semua impor mobil dan suku cadang otomotif.

Dampak pada Perusahaan dan Industri:
Perusahaan seperti Nike, yang mengandalkan produksi dari Vietnam, mengalami penurunan saham lebih dari 6% setelah pengumuman tarif tersebut. Adidas dan produsen alas kaki lainnya yang bergantung pada produksi di Vietnam juga diperkirakan akan terkena dampak signifikan.
Reaksi Global:
Negara-negara yang terkena dampak menyatakan keprihatinan dan mempertimbangkan tindakan balasan. Kanada, misalnya, telah mengindikasikan kemungkinan tindakan timbal balik. Para pemimpin bisnis dan ekonom memperingatkan bahwa tarif ini dapat menyebabkan kenaikan harga bagi konsumen AS dan berpotensi memicu inflasi.
Analisis Ekonomi:
Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini dapat meningkatkan rata-rata tarif AS menjadi 22%, berisiko menaikkan harga konsumen, memperburuk inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan memicu tindakan balasan dari mitra dagang internasional.
Kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Trump menandai perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan AS. Meskipun bertujuan untuk melindungi industri domestik, langkah ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi perang dagang dan dampaknya terhadap ekonomi global. Situasi ini akan terus dipantau oleh komunitas internasional untuk melihat bagaimana respons dari negara-negara yang terkena dampak dan implikasi jangka panjangnya terhadap perdagangan internasional.
Langkah Nyata yang Dapat Dilakukan Indonesia
- Diversifikasi Pasar Ekspor – Mengurangi ketergantungan pada pasar AS dengan memperluas ekspor ke negara-negara di Asia, Eropa, dan Afrika.
- Peningkatan Daya Saing Produk – Meningkatkan kualitas produk dan efisiensi biaya produksi agar tetap kompetitif meskipun ada tarif tambahan.
- Pemanfaatan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) – Memaksimalkan perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain untuk memperoleh tarif lebih rendah atau bebas bea masuk.
- Dukungan Kebijakan dan Insentif Pemerintah – Pemerintah dapat memberikan insentif bagi industri ekspor, termasuk subsidi, pemangkasan birokrasi, dan fasilitas ekspor.
- Penguatan Rantai Pasok Domestik – Mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dengan mendorong industri dalam negeri untuk memperkuat rantai pasok lokal.