Bojonegoro, DetikBisnis.com – Usaha ternak ayam petelur menjadi ladang rezeki bagi Marmi (50), seorang ibu rumah tangga sekaligus tulang punggung keluarga di Dusun Besuki, Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Bermodalkan tekad dan kandang sederhana berukuran 11 x 20 meter di halaman belakang rumah, Marmi memulai usahanya sejak tahun 2017 bersama almarhum suaminya, Nurashuri.
“Awalnya bikin kandang dari kayu seadanya, isi 200 ayam dulu,” kenangnya saat ditemui pada Minggu (20/4/2025).
Perjalanan usaha tak selalu mulus. Marmi mengaku pernah mengalami kegagalan besar, bahkan kehilangan ratusan ayam akibat penyakit. “Pernah 600 ekor mati semua. Tapi saya bangkit lagi, beli lagi 200 ayam, pelan-pelan sampai sekarang,” ungkapnya.
Kini, dengan sekitar 600 ayam petelur, Marmi mampu memanen sekitar 25 kilogram telur setiap hari. Telur-telur itu ia jual ke toko sekitar dan juga didistribusikan oleh sales. “Kalau normal, bisa dapat bersih Rp100 ribu sehari. Tapi kalau harga telur naik, ya bisa lebih,” jelas ibu dua anak ini.
Kesehariannya dihabiskan merawat ternaknya—memberi makan pagi dan siang serta memanen telur setiap hari. Pakan yang digunakan berasal dari dua merek pabrikan yang dicampur jagung. “Kalau ayam sudah umur 4 sampai 5 bulan biasanya mulai bertelur dan bisa produktif sampai dua tahun,” tambahnya.
Meski belum pernah mendapat bantuan ayam dari pemerintah, Marmi aktif mengikuti penyuluhan dari kelompok tani dan Dinas Peternakan setempat. Usahanya kini menjadi inspirasi warga sekitar dan membuktikan bahwa pekarangan rumah bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.