Jakarta, DetikBisnis.com — Harga emas global kembali melesat dan mencetak rekor tertinggi dalam sejarah pada perdagangan Senin (21/4/2025), melampaui batas psikologis US$ 3.400 per ons.
Lonjakan harga ini didorong oleh meningkatnya ketidakpastian global, termasuk konflik geopolitik dan tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang membuat para investor memburu aset lindung nilai seperti emas. Di sisi lain, pelemahan dolar AS turut memperkuat posisi logam mulia ini di pasar internasional.
Mengutip laporan Reuters, harga emas spot naik signifikan sebesar 2,9% dan diperdagangkan di level US$ 3.424,6 per ons. Bahkan sempat menyentuh angka US$ 3.430 di awal sesi. Sementara itu, kontrak berjangka emas di AS juga mencatatkan kenaikan serupa ke US$ 3.425,3 per ons.
Kinerja gemilang ini tak lepas dari depresiasi dolar AS yang menyentuh titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Penyebabnya, komentar tajam Presiden Donald Trump yang mengkritik Ketua The Fed, Jerome Powell, memicu reaksi pasar.
Ketegangan internasional turut memperkeruh situasi. China menuding AS telah menyalahgunakan instrumen tarif perdagangan dan memperingatkan negara lain untuk tidak terlibat dalam kesepakatan yang merugikan kepentingan mereka.
Situasi ini membuat para pelaku pasar global semakin agresif mengalihkan dana ke instrumen aman seperti emas. Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, memperkirakan bahwa selama konflik dagang belum mereda, tren bullish emas akan terus berlanjut.
Namun demikian, ia mengingatkan potensi koreksi jangka pendek karena aksi ambil untung, meskipun arah pergerakan jangka menengah hingga panjang dinilai tetap naik secara stabil.
Sejak Januari 2025, harga emas telah menguat lebih dari US$ 700 per ons. Bahkan hanya dalam tujuh hari terakhir, harga emas melonjak lebih dari US$ 100, dari kisaran US$ 3.300 menjadi di atas US$ 3.400.
Meski demikian, beberapa analis mulai bersikap hati-hati. Jim Wyckoff, analis senior dari Kitco Metals, menyebut lonjakan harian yang ekstrem bisa menjadi tanda bahwa pasar telah memasuki fase akhir tren kenaikannya. Namun, koreksi yang terjadi lebih karena faktor waktu, bukan karena perubahan fundamental harga.
Sementara itu, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Harga perak bertahan di US$ 32,6 per ons, platinum turun tipis 0,6% ke US$ 961,61, dan paladium anjlok 3% ke level US$ 934,25 per ons.