Karawang, DetikBisnis.com – Berbekal ilmu teknik dan pengalaman kerja di pabrik pupuk, Sri Darmono Susilo, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil membangun usaha pertanian sirkular terintegrasi yang menghasilkan omzet Rp30 juta per hari di Karawang, Jawa Barat.
Perjalanan Darmono dimulai pada 1993 saat ia merantau untuk bekerja di sebuah pabrik pupuk di Karawang. Dengan modal satu ekor sapi, ia mengembangkan usaha peternakan kecil sambil memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk organik, berbekal pengetahuan yang diperolehnya selama bekerja.
Kesempatan belajar di Inggris semakin membuka wawasannya tentang peternakan modern, termasuk teknologi pemisahan sperma hewan ternak. Dari situ, Darmono memperluas usahanya, mulai dari beternak sapi dan kambing, budidaya ikan, membuka kebun rumput, membangun pabrik tahu untuk pakan, mengelola lahan sawah, hingga membuka rumah makan.
Dengan dukungan kepercayaan dari masyarakat, perlahan tapi pasti, usahanya berkembang. Pada 2011, ia memperkenalkan konsep pertanian sirkular terintegrasi di Desa Dawuan Timur, Kecamatan Cikampek. Sistem ini memadukan peternakan dan pertanian, di mana hasil sampingan dari satu sektor dimanfaatkan untuk mendukung sektor lainnya.
“Perputaran uang mulai dirasakan setiap hari. Daging ternak dipotong setiap hari, ada produk tahu, ikan, dan hasil panen padi. Ampasnya pun menjadi pakan hingga pupuk organik,” ujar Darmono.
Untuk menggerakkan sistem ini, Darmono mengelola sekitar 100 ekor sapi, 400 ekor kambing, dan 120 hektare sawah. Penggunaan pupuk organik dari fermentasi kotoran ternak bahkan berhasil menekan biaya produksi sawah hingga setengah dari biasanya.
Keberhasilan Darmono mendapat perhatian nasional. Lahan pertanian miliknya kini dijadikan pilot project oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Muhammad Mardiono. Model pertanian ini dinilai lebih ramah lingkungan, mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik lebih dari 50 persen, dan menghasilkan beras yang lebih sehat.
“Penerapan pertanian terintegrasi ini berperan penting dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis Presiden Bapak Prabowo Subianto. Sistem ini memastikan pasokan pangan cukup, sehat, terjangkau, dan berkelanjutan,” kata Mardiono.
Ke depan, pemerintah berharap sistem pertanian sirkular terintegrasi ini bisa dikembangkan lebih luas dalam satu hamparan berbasis closed-loop system, demi menciptakan pertanian nasional yang mandiri, efisien, dan berkelanjutan.