Purwakarta, DetikBisnis.com – Ahmad Dunyati, mantan operator alat berat yang pernah mengoperasikan crane dan eskavator di pelosok hutan, kini dikenal sebagai pengusaha sukses di balik merek Keripik Janggo. Perjalanan bisnisnya dimulai dari dapur sederhana pada 2016, dengan niat awal hanya untuk konsumsi keluarga.
“Awalnya cuma iseng. Keluarga suka, saya coba titip di warung. Ternyata laku,” ujar Ahmad saat ditemui di tempat produksinya di Cibatu, Purwakarta.
Melalui semangat dan kerja keras, keripiknya kini tersedia di jaringan toko ritel seperti Indomaret, Borma, dan pusat oleh-oleh seperti Amanda Brownies di Bandung, Jakarta, hingga Cirebon. Keripik Janggo hadir dengan tiga varian rasa—original, barbeque, dan balado—dan dikemas modern sesuai standar ritel.
Yang menarik, proses penggorengan keripik ini tetap menggunakan kayu bakar, memberikan aroma dan rasa khas yang disukai banyak pelanggan. “Kami tetap pakai cara tradisional biar rasa otentik,” jelas Ahmad.
Keputusan Ahmad meninggalkan dunia alat berat tak mudah, apalagi ia sudah lima tahun menjalani profesi itu. Namun, keinginannya untuk lebih dekat dengan keluarga menjadi alasan utama.
“Kerja di hutan jauh dari rumah. Sekarang bisa kumpul sama keluarga, itu yang paling penting,” ungkapnya.
Kini, bisnis keripiknya mencatat omzet bulanan hingga Rp25 juta dan membuka lapangan kerja untuk delapan orang karyawan tetap. Ia juga bermitra dengan petani lokal untuk pasokan kentang dan singkong.
Ahmad mengaku banyak belajar melalui pelatihan dan inkubasi bisnis dari BRI. Ia aktif mengikuti webinar, bazar, dan pelatihan dari Rumah BUMN dan BRIncubator. Lewat program-program ini, ia mempelajari teknik produksi, pengemasan, hingga strategi pemasaran.
“Saya mulai dari nol. Ilmu dapet dari pelatihan BRI. Produk saya juga sempat tampil di forum internasional seperti di Dubai, Saudi, Korea, dan Jepang,” tambah Ahmad bangga.
Produk keripiknya kini mulai dikenal luas berkat kualitas rasa dan kemasannya. Beberapa konsumen bahkan menyebut Keripik Janggo sebagai camilan favorit karena kerenyahan dan bumbu yang pas.
“Paling suka yang piscok dan baladonya. Rasa bumbunya pas banget,” ujar Syifa Nadia, salah satu pelanggan.
Melalui kisah Ahmad, BRI menegaskan komitmennya dalam mendorong UMKM naik kelas lewat pelatihan, pembinaan, dan pameran. Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi, menyebut lebih dari 12 ribu UMKM di Bandung Raya telah dibina, termasuk Ahmad.
“Kami ingin UMKM Indonesia bisa bersaing secara global. Program seperti BRIncubator kami hadirkan untuk bantu pelaku usaha bertumbuh dan go digital,” pungkas Sadmiadi.