Dalam beberapa tahun terakhir, dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi global, termasuk Indonesia. Perekonomian digital di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, seiring dengan meningkatnya penetrasi internet dan penggunaan teknologi yang semakin luas di berbagai sektor. Perubahan ini memicu munculnya berbagai bisnis berbasis teknologi, mulai dari startup hingga UMKM yang semakin mengandalkan platform digital untuk beroperasi. Sektor ekonomi digital yang meliputi e-commerce, media digital, ride-hailing, dan layanan berbasis aplikasi semakin menunjukkan kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia.
Ekonomi digital di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, nilai transaksi bruto (GMV) ekonomi digital Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD 82 miliar, dengan sektor e-commerce menyumbang sekitar USD 62 miliar atau 75,6 persen dari total transaksi. Proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan angka ini akan terus berkembang menjadi sekitar USD 109 miliar dan diperkirakan mencapai USD 210 hingga 360 miliar pada tahun 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh penetrasi internet yang semakin meluas serta kematangan infrastruktur digital di Indonesia. Selain itu, terdapat sekitar 2.300 startup di Indonesia, dengan 14 di antaranya mencapai status unicorn dan decacorn.
Perkembangan ekonomi digital ini erat kaitannya dengan meningkatnya permintaan terhadap jasa akuntansi. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha di dunia digital, baik itu startup maupun UMKM, kebutuhan akan pengelolaan keuangan yang transparan dan akurat menjadi semakin penting.
Di Indonesia, sekitar 27 juta UMKM telah memanfaatkan teknologi digital, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 30 juta pada tahun 2024. Pemerintah pun mewajibkan pelaku e-commerce dan perdagangan melalui sistem elektronik untuk melaporkan data keuangan mereka secara resmi, sebuah langkah yang mempertegas pentingnya jasa akuntansi.
Mengapa bisnis digital membutuhkan jasa akuntansi profesional?
Bisnis digital, seperti startup, e-commerce, dan UMKM yang beroperasi secara online, memerlukan jasa akuntansi profesional karena beberapa alasan utama. Pertama, laporan keuangan yang baik dapat memperkuat akses ke modal. Akuntansi yang rapi memungkinkan bisnis untuk mengajukan pinjaman atau mencari investor dengan lebih mudah, karena laporan keuangan yang transparan dapat meyakinkan pihak yang memberikan dana tentang kesehatan finansial bisnis. Kedua, kepatuhan terhadap kewajiban pajak menjadi lebih mudah dicapai dengan adanya pencatatan yang baik. Sistem akuntansi membantu memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan benar dan laporan pajak disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selain itu, akuntansi profesional juga memperkuat kepercayaan investor. Sebuah laporan keuangan yang akurat dan terperinci memberikan gambaran yang jelas mengenai kinerja bisnis, yang sangat dibutuhkan oleh investor untuk mengambil keputusan pendanaan. Dengan transparansi yang lebih tinggi, bisnis dapat memperluas jaringan kemitraan dan meningkatkan citra di pasar.
Contoh konkret dan data relevan di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terbukti melalui transaksi e-commerce yang mencapai USD 62 miliar pada tahun 2023. Selain itu, sektor ride-hailing dan media digital juga memberikan porsi yang signifikan terhadap ekonomi digital Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 61 dari 136 penyelenggara e-commerce telah melaporkan data pendapatan dan transaksi mereka kepada BPS, mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik.
Di sektor UMKM, jumlah pelaku usaha yang bergantung pada platform digital untuk berjualan semakin meningkat. Saat ini banyak UMKM yang mulai beralih dari sistem pembukuan manual ke sistem akuntansi yang lebih terstruktur dan berbasis teknologi. Ini adalah langkah penting untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan usaha mereka di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Tantangan dan peluang bagi profesi akuntansi
Meskipun prospek bagi profesi akuntansi di Indonesia sangat cerah, tantangan terbesar adalah terbatasnya jumlah tenaga akuntan profesional. Menurut data Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), terdapat sekitar 14.504 pemegang sertifikat akuntan publik dan 221 kantor jasa akuntansi (KJA) di Indonesia. Angka ini masih jauh dari cukup, mengingat jumlah UMKM dan startup yang terus berkembang. Selain itu, lebih dari 67 persen kantor jasa akuntansi di Pulau Jawa, sementara daerah lain masih kekurangan akses layanan akuntansi.
Namun, peluang profesi akuntansi di era digital sangat besar. Dengan semakin banyaknya startup dan pelaku UMKM yang beralih ke platform digital, permintaan terhadap jasa akuntansi pun meningkat. Akuntan dapat memperluas layanannya mencakup akuntansi digital , audit TI, dan perencanaan pajak online. Selain itu, perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), memungkinkan akuntan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses pencatatan dan pelaporan keuangan. Penggunaan AI dalam audit dan akuntansi dapat mengidentifikasi pola-pola anomali dalam data keuangan, sehingga membantu dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya atau kesalahan.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia menciptakan permintaan yang semakin tinggi terhadap jasa akuntansi. Bisnis digital, mulai dari startup hingga UMKM berbasis online, membutuhkan pencatatan dan pelaporan keuangan yang terstruktur dan transparan untuk mendukung akses pendanaan, kepatuhan pajak, dan kepercayaan investor. Dengan semakin pesatnya perkembangan ekonomi digital, profesi akuntansi akan memainkan peran yang semakin penting dalam memastikan bahwa ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Profesi akuntansi juga menghadapi tantangan yang besar, terutama terkait dengan terbatasnya jumlah akuntan profesional di luar Pulau Jawa. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, para akuntan memiliki kesempatan besar untuk beradaptasi dan mengisi kebutuhan pasar melalui layanan akuntansi digital yang lebih efisien dan terjangkau. Dengan demikian, akuntan memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang semakin pesat di Indonesia.
Penulis: Christiana Sanjaya, Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB)