Kepemimpinan digital merupakan bentuk kepemimpinan yang memanfaatkan penggunakan teknologi secara baik dan tepat dalam mengelola sebuah organisasi untuk mendorong suatu inovasi, meningkatkan efektifitas layanan publik, serta mendorong perubahan secara cepat dan dengan menggunakan pemikiran yang matang dalam menghadapi suatu tantangan pada era digital saat ini.
Pemimpin saat ini memiliki tuntutan untuk memiliki kemampuan digital dalam keamanan siber data serta dalam memotivasi seluruh anggota dan mampu berkomunikasi dengan baik juga mempunyai pemikiran yang terbuka, sehingga mampu dalam menghubungkan aspek teknologi dan manusia untuk menciptakan pemerintahan yang inovatif dalam perkembangan teknologi.
Dengan ini pemimpin juga harus mampu untuk beradaptasi oleh segala tantangan yang ada pada era digital, serta memiliki pemahaman dalam keamanan siber dan penggunaan teknologi demi meningkatkan pelayanan publik juga memberdayakan masyarakat. Sebut saja bahwa kepemimpinan digital ialah menghubungkan teknologi dengan manusia.
Keberhasilan dari kepemimpinan digital tidak terletak pada perangkat teknologi yang digunakan, tetapi pada sejauh mana teknologi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemimpin atau pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik serta menyelesaikannya permasalahan yang dimiliki oleh masyarakat dengan konkret.
Seperti Gubernur Daerah Khusus IbuKota Jakarta ke-17 Anies Baswedan yang memiliki kepemimpinan digital di Jakarta dalam menerapkan Transformasi digital, untuk mewujudkan kota yang modern, transparan, dan responsif, terhadap kebutuhan masyarakat.
Penggunaan teknologi sangat diutamakan dalam meningkatkan layanan publik demi meingkatkan efesiensi birokrasi dan mengajak seluruh masyarakat untuk berpatisipasi dalam pemerintah.
Dengan adanya penerapan dengan meluncurkan aplikasi JAKI (Jakarta Kini), merupakan aplikasi super apps yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengintegrasikan pelayanan publik pada platform digital.
Melalui JAKI, masyarakat Jakarta dapat melaporkan suatu masalah dalam kota, dengan melihat data penyebaran COVID-19, dalam mengakses layanan perizinan, informasi transportasi, hingga saat melakukan vaksinasi.
Inovasi ini menunjukkan penggunaan berbasis teknologi yang membuat masyarakat lebih mudah dalam mengakses disertai adanya transparansi data.
Adanya transparansi dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi ini dapat membantu menumbuhkan rasa kepercayaan di antara masyarakat dengan pemerintah. Juga masyarakat dapat melihat dan mengakses serta mengawasinya secara langsung, yang mendorong adanya pemerintahan yang baik serta mengurangi terjadinya korupsi dan memperkuat akuntabilitas.
Dengan menggunakan aplikasi tersebut, dapat mempermudah proses layanan sehingga masyarakat tidak usah mengantre dengan lama di kantor pelayanan publik untuk mengurus suatu perizinan, laporan pengaduan hingga administrasi dan dapat menghemat biaya juga waktu.
Terdapat juga sistem JakLingko, yang menggunakan teknologi digital, dengan sistem pembayaran elektronik yang terintegrasi demi memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran saat menggunakan transportasi umum. Hal tersebut sangatlah bermanfaat, karena lebih efesien dan ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, dengan keberhasilan JakLingko ini, teknologi digunakan dengan baik untuk mendorong adanya partisipasi masyarakat dalam membuka ruang dan membantu para usahawan transportasi umum.
Dengan adanya kemudahan dalam pembayaran transportasi umum, dapat meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakannya juga mendorong masyarakat yang awalnya menggunakan kendaraan pribadi menjadi transportasi umum. Karena dapat meminimalisirkan waktu dan rute karena menggunakan jalur khusus dan cepat sehingga dapat menghindari kemacetan serta polusi di perkotaan.
Sehingga transformasi digital yang telah diterapkan di Daerah Khusus IbuKota Jakarta jika nantinya akan terus berjalan, maka akan adanya penguatan pemerintahan.
Serta dengan adanya digitalisasi ini untuk memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat, bisa disebut dengan “smart governance” berarti bukan hanya membangun kota cerdas, tetapi juga menciptakan pemerintahan yang cerdas dan melibatkan seluruh masyarakat.
Penulis: Sabrina Arellivia Putri Ramadhani, Mahasiswi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang